Senin, 23 Juli 2012

Di balik pencitraan seorang bos media.




Mempunyai perusahaan besar dan terkenal di tanah air pasti keberadaan pemiliknya sangat di kenal oleh publik. Apa lagi perusahaan yang di kelolanya perusahaan media. Ingin  menjadi apa keberadaan si bos pasti akan bisa tercapai melalui medianya. Akan menggaku pernah menjadi orang miskin, terus menjadi anak singkong. Namun cerita_cerita itu belum tetntu kebenaranya. Sampai-sampai  perjalanan hidupnya banyak yang di tungakan dalam sebuah buku.

Di Indonesia pemilik media besar saat ini sedang melakukan pencitraan. Contoh saja pemilik perusahaan lapindo brantas, Abu Rizal bakri (Ical) yang masih mempunyai permasalahan dengan korban lumpur lapindo yang sisa ganti ruginya belum di bayar dengan lunas. Namun ia bisa mecalonkan diri sebagai Calon presiden. Dan seolah olah permasalahan lumpur lapindo sudah selesai. Melalui media yang dimilikinya keburukan pun tidak di ketahui publik yang isinya pencitraan pencitraan. Yang akan membuat masyarakat terpesona melihat nya.

Selain Ical,Mentri BMUN Dahlan Iskan, juga membuat publik sangat terheran –heran dengan sosoknya. Mulai mengamuk di di pintu tol, menginap di rumah petani miskin  di gunung kidul,berjanji mengeratiskan biaya tol jika antri lebih dari 10 mobil, namun semuanya yang di lakukan itu menjadi konsumsi berita yang yang di tulis di group media nya yang sagat kuat dan besar. Setiap apa yang ia lakukan pasti akan masuk dan menjadi hedline berita. Publik sekarang pun cermat dan harus sangat selektif melihat sosok sosok yang sering melakukan aneh-aneh yang di baliknya ternata sebelumnya sudah di susun.

Di balik pencitraan tersebut di sosial media twitter ramai di kicaukan mengenai kebohongan DIS ke publik, DIS di nilai banyak menebar janji ke masyarakat. Bahakan presiden SBY pun juga geram dengan sifatnya yang hanya mencari popularitas saja tanpa memikirkan masalah-masalah yang ada di BUMN,ungkap kicauan  salah satu tulisan akun twitter @Triomacanan2000.

Publik nampaknya harus pandai memilah milah para pejabat negara kita.  bentuk kerjanya pejabat apa hanya pencitraan saja.  Masyarakat harus selektif jika akan ngefan sama pejabat. Apa yang di lakukanya apa memang benar-benar ia lakukan tanpa ada sekenariao di belakanganya yang akan menjadi konsumsi media.

Selasa, 17 Juli 2012

Posisi Tentukan prestasi


Liburan sekaolah telah usai. Kurang lebih selama dua minggu adik-adik kita yang duduk di bangku sekolah mulai senin(16/07/12) mulai masuk sekolah.  perlengkapan sekolah mulai dari seragam,buku,tas,sepatu pun baru untuk di kenakan pada hari pertama masuk sekolah. Demikian juga ruang kelas yang baru. Bagi yang naik kelas. Hari petama masuk kelas baru. Beberapa murid berangkat pagi untuk mencari tempat duduk yang enak. Seperti pepatah yang mengatakan posisi menentukan prestasi” itulah fenomena yang terjadi di setiap awal kenaian kelas. Tidak hanya para murid saja yang rela berangkat pagi-pagi, namun para orang tua murid juga. Bahkkan banyak diantaranya yang menginap di  sekolahah. demi tempat duduk anaknya yang menurutnya tepat. Rupanya fenomena rebutan kursi atau tempat duduk sudah di tanamkan para orang tua kita sejak dini. Makanya tak heran jika berebut kursi juga terjadi di pemimpin kita dengan di lakukan berbagai cara.

Pola didik yang di tanamkan kepada generasi penerus kita nampaknya harus di rubah mulai sejak dini dengan tidak menjadikan rebutan kursi menjadi tradisi ketika  awal tahun ajaran baru. Seharusnya para orang tua lebih pandai dan lebih bijak tanpa mengikuti anaknya terjun untuk melakukan rebutan kursi dimana pola didik itulah salah yang akan mempengarui emosional anak dan menanamkan budaya berebutan kursi sekolah.





Senin, 02 Juli 2012

Korupsi, Maling Lebih Dari Maling.


Semakin panjang deretan pejabat kita,yang tersandung kasus korupsi. Menjadi tersangka kasus korupsi, atau yang bisa di sebut maling yang lebih dari maling,sekarang bak selebriti papan atas. Para tersangka yang tesandung masalah  korupsi,tidak pernah menunjukan rasa malunya bahawa ia adalah maling yang lebih dari maling.

 Di negara Cina  tersangka korupsi yang di ketahui publik ia sangat malu. Beberapa di antaranya banyak mengakiri hidupnya dengan bunuh diri. Namun para tersangka kasus korupsi di negeri kita berbalik arah,para tersangka koruptor kita bisa lenggang kangkung dan tanpa merasa malu dengan tampil di tv dan banyak yang menyangkal keterlibatan kasusnya. Para tersangka koruptor tanpa rasa malu muncul di media dan seringnya melambaikan tanggan ketika  wartawan meliputnya.

 Para koruptor di negeri kita  bak selebriti, semua orang mengetahuinya. Gaya kuruptor itulah yang menanamkan sifat di masyarakat bahwa tersandung kasus korupsi itu enak di banding tersangka pencuri ayam atau pencuri sandal di masjid,yang kerap kali menjadi bulan bulana masa. Dimana- mana yang di namakan korupsi itu maling lebih dari maling yang menyebakan  kerugian negara dan masyarakat.

Cara ini lah yang sehinga menjadi pemikiran masyarakat bahwa korupsi itu lebih enak di banding mencuri sandal di masjid atau mencuri ayam. Selain di dukung dengan ruangan tahanannya lebih spesial dibandingkan tersangka pencuri sandal atau ayam. Hal itu menjadi angapan bahwa korupsi yang merugikan negara itu enak. Masyarakat pun mengatakan bahwa enak korupsi dari pada maling ayam atau maling sandal hukumanya korupsi lebih enak dan tidak di pukuli ketika di dalam penjara.

Bahkan biaya denda yang di bayarkanya pun terkaang sangat tidak sepadan dengan kasus korupsi yang merugikan bermilyar-milyar uang negara yang di peroleh dari rakyat. Apakah itu yang dinamakan keadilan? yang namanya keadilan itu, dimana saja dan apa saja kasusnya harus mendapatkan perlakuan yang sama tanpa memandang latar belakang mereka. Kalau keadilan bangsa kita tidak pernah akan mengalami perubahan maka, semau pejabat akan melakukan korupsi bahkan rakyat kecil pun juga akan berkorupsi. Sedangkan lembaga komisi pemberantasan korupsi akan tidak pernah di takuti. Maka pejara KPK akan segera penuh para koruptor-koruptor yang baru.Korupsi, Maling Lebih Dari Maling.