Meski
memasuki masa reses,suasana Gedung DPR RI Selasa siang (13-12-2012 ) nampak
ramai. Mobil-mobil mewah para angota dewan satu persatu datang di lobi depan
gedung nusantara 1 komplek DPRRI senayan Jakarta. hal ini terkait pemanggilan
mantan dirut PLN yang saat ini menjabat mentri BUMN Dahlan Iskan, oleh komisi
VII DPR RI tentang inefisiensi ( pemborosan) PLN Rp 37,6 trilyun pada
2009-2010.
Ratusan
wartawan baik dari media cetak dan
elektronik dengan sabar menunggu di loby gedung nusantara 1 untuk menungu
kedatangan pemilik Jawa Pos grup tersebut. Muncul lah iring-iringan 3 mobil di deretan depan mobil listrik warna hijau kelihatan
melaju dengan kecepatan sedang di pintu masuk komplek gedung DPR RI. Para awak
media yang sudah menantinya bersiap-siap dengan pertanyaan yang akan di
lontarkan ke Dahlan iskan.
Ketika
turun dari mobil listrik,para awak media langsung menyapanya selamat pagi dan
beberapa di antaranya menayakan mengenai kesiapannya ketemu komisi VII.
"selamat pagi pak Dahlan apa sudah siap dengan ceceran pertanyaan komisi 7
" . Ucap beberapa wartawan yg menghadang Dahlan iskan di pintu masuk
gedung nusantara 1.
Namun
pertanyaan parawartwan tersebut tidak di jawab satu kata pun oleh Dahlan
isakan,ia hanya mebrikan senyum khasnya sampai masuk di ruang rapat komisi VII.
Sampai di dalam ruang rapat pun awak media tetap memburu dahlan namun tidak
berhasil pula keluar 1 ucapan dari mulut mantan dirut PLN tersebut.
Ketika
memasuki ruangan rapat komisi VII Dahlan dengan ramah berjabat tangan denga beberapa undangan
komisi VII,diantaranya mentri ESDM Jero
wacik, dirut BP migas dan dirut PLN. Dalam kesempatan yang sama Dahlan
iskan juga menghampiri pimpinan komisi
VII yang di pimpin Effendy MS Sumbolon
dengan mengajak berjabat tanggan dan berciuman.
Tidak
lama kemudian rapat pun di mulai dan di awali oleh mentri ESDM jero wacik
sempat menceramahi soal persoalan inefisiensi tersebut bahawa temuan BPK ini di
laporkan 16 September 2011. Yang ketika itu ia belum menjabat sebagai mentri
ESDM dan baru menjadi mentri 29 september 2012,jero mengatakan karena tidak
terlibat di era itu pihaknya mesti jernih melihat persoalannya. Jero mengatakan
ada dua sisi yang harus kita jernihkan berfikir. Apakah kita larut dalam masa
lalau,apakah akan konsentrasi. Fokus ke masa depan? Ia lebih mengajak agar kita
lebih ke masa depan.
Jero
mengungkapkan di depan rapat agar pemerintah dan DPR tidak larut terlalu dalam
pada masa lalu. Soal temuan BPK ini, jero meminta semua pihak berpikir jernih
tidak semua temuan BPK merupakan temuan kriminal atau negatif.
Dalam
rapat tersebut Sindiran-sindiran pedas untuk mantan Direktur Utama PT Perusahaan
Listrik Negara (Persero) Dahlan Iskan meluncur dari mulut para anggota Komisi
VII DPR. Padahal beberapa kali pimpinan rapat mengatakan bahwa yang di undang
dalam rapat tesebut bukan hanya Dahlan Iskan saja “ perlu di ketauhi yang hadir
dalam rapat ini bukan pak Dahlan saja tapi ada mentri ESDM dan para dirut”
ungakap effendy MS Simbolon kepadaa para angota Rapat komisi VII.
Pemimpin
Rapat Effendy MS Simbolon sendiri juga menegur Dahlan yang tidak terlihat
mencatat pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan anggota komisi kepada Dahlan.
"Pak
Dahlan tidak mencatat ya? Kalau ini (hadir di RDPU) akting, ya akting sajalah
mencatat-catat. Kita saling menghargai saja," kata Effendi sambil
tersenyum.
Effendi
juga mengkritik bahan pesentasi pemaparan Dahlan yang sangat sederhana. Tak
banyak pernak pernik warna-warni ataupun grafik. Materi presentasi jawaban
Dahlan memang singkat, hanya lima lembar dan dipaparkan dalam waktu tak sampai
5 menit. Kritikan lain juga di lontarkan Ketika Dahlan kebingungan menggunakan
microphone di depannya, Effendi kembali meneyeletuk. "Pak Dahlan jangan
rebut mic Pak Jero, nanti bisa jadi masalah baru itu," kata Effendi yang
disambut senyum Dahlan dan Jero.
Perilaku
aneh juga di lakukan oleh Dahlan Iskan dengan memmasukan air mineral di baju nya.
Yang menurutnya di lakukan untuk
menghangatkan air mineral karena di ruangan suhu AC nya terlalu dinggin.
Sehinga ulah anehnya tersebut medapat teguran Anggota Komisi VII dari
Fraksi PPP Irna Narulita. Inna mengungkapkan perilaku Menteri BUMN Dahlan Iskan
agak sedikit aneh. Dahlan sempat
terlihat memasukan botol air mineral ke dalam bajunya
Selain
itu Anggota komisi dari Fraksi PAN Alimin Abdullah juga mengkritik pernyataan
Dahlan soal inefisiensi PLN yang bisa mencapai ratusan triliun rupiah. Alimin
meminta agar Dahlan memunculkan fakta-fakta yang sebenarnya. "Dengan
pernyataan Pak Dahlan, kalau saya anggota BPK akan merasa tersindir. BPK ini
bodoh apa gimana, apa PLN jago sekali menyembunyikan inefisiensi sampai yang
ketahuan cuma Rp 37 triliun," kata Alimin dengan nada tinggi.
Tak
hanya menyindir terkait hasil audit BPK, Alimin juga mengkritik aksi-aksi
pencitraan yang dilakukan Dahlan. Misalnya aksi Dahlan ketika membuka paksa tol
maupun mengepel toilet bandara. "Kalau kata tukang tol juga dia lebih jago
dari Bapak urusan buka tol waktu jalan macet. Cuma tidak ada wartawan saja yang
meliput. Ngepel WC juga sehari bisa, kalau sebulan gimana?" kata Alimin.
Anggota
Komisi dari Fraksi PDIP Dewi Aryani juga menanyakan kesiapan Dahlan dengan
membaca hasil audit BPK secara rinci. Pertanyaan ini ditanggapi Dahlan singkat.
"Saya cuma membaca summary," kata Dahlan.
Jawaban
ini menurut Dewi mencerminkan Dahlan tak menanggapi hasil audit BPK secara
serius. Dewi mengatakan Dahlan tak memiliki itikad baik untuk melakukan
verifikasi. "Kami di sini sudah membaca, bahkan saya baca sampai dua kali.
Kasihan teman-teman di sini sudah serius mempersiapkan," kata Dewi.
Anggota
Komisi dari Fraksi Partai Golkar Halim Kalla mengatakan Dahlan dipanggil karena
subsidi listrik terus membengkak pasca kepemimpinannya. Sebelumnya Dahlan
mempertanyakan pemanggilan dirinya, sementara Dirut PLN sebelum Dahlan, Fachmi
Mochtar tidak ikut dipanggil menjawab inefisiensi pada periode 2009 ketika
Fachmi masih menjabat. "Kenapa Fahmi tidak dipanggil? Jaman dia, subsidi
listrik cuma Rp 40 triliun. sekarang sudah Rp 80 triliun," kata Halim.
Dahlan
sendiri terlihat tenang dan tersenyum mendengar pertanyaan-pertanyaan tajam
dari para anggota DPR. Dahlan akhirnya memenuhi undangan rapat ke tiga yang
disampaikan oleh Komisi VII DPR setelah dua kali absen.