Sore pukul 15:00 wib di lantai 3 gedung graha pena kabayoran lama
Jakarta. Gedung – gedung pecakar langit di kawasan senayan,Terlihat jelas didepan
mata ku dari jendela kantor ukuran 3 cm terlihat gedung apartemen dan perkatoran yang menjulang tinggi menghiasi langit kota Jakarta, awan yang biru
membuat indah sore ini. Tepat pukul 17
:00 wib akitifitas jalana protokol ibu kota akan di hiasi, jutaan sepedah
motor, ratusan angkutan yang semrawut di hadapan mata kita. sekaligus akan mengantarkan perjalanan ke rumah masing-
masing. Aku pun beranjak pulang menaiki lift dari lantai 3 Graha
pena,beranjak turun di lantai dasar untuk
menungu datangnya angkot
nomer 09 jurusan Kebayoran Lama – Tanah abang.
Sejuknya
semilir kota jakarta yang bercampurkan kotaminasi asap dan debu kendaraan
umum,turun di bawal jembatan layang slipi sebari menungu bus kota yang
akan mengantarku ke kebun jeruk. Para karyawan
yang asaat itu juga memilik nasip yang sama memanti datangnya bus yang akan
mengantakan. Rebutan penumapang saay saat akan naik menjadi pemandangan yang sanagt
biasa, tanapa memiliki rasa takut karen akondisi angkutan masih posisi
berjalan. Riuh suara kelason roda 2 di bunyikan untuk menyingkirakan para
penyebrang jalan yang tidak melewati jembatan penyebrangan.
Ibu
kota negara Indonesia ini, sangat sibuk jika waktu menjelang pagi dan sore
hari. Jutaan manusia menggais rejeki. Waktu
juga habis dalam perjalanan yang tidak bisa di duga yang kadang – kadang kemacetan
menjebak setiap saat. Hidup di kota
Jakata,management waktu harus sangat di pakai, berbeda dengan tingal di kota
kecil yang hampir tidak pernah tekena macet. Dapak kemacetan pun menjadi program
kerja primadona promosi bagi calon- calon gubernur yang akan tapil dalam
pilkada Jakarta. Para calon cagubub DKI
berlomba-lomaba memamerkan
program kejanya yang bisa mengatasi
kemacetan di kota ibu kota. Mulai membuat angkutan masal dan meyakinkan
masyarakat untik mengunaka angkutan masal dengan tarif yang sangat terjangkau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar